Keadaan
di atas adalah kesempatan emas untuk mengisi rasa ingin tahu dengan
pengetahuan-pengetahuan. Anak-anak akan sangat senang ketika dirinya
ditunjukan sesuatu yang baru. Nah, ini juga menjadi kesempatan untuk
menanamkan kebiasan membaca. Jika kebiasaan ini sudah tertanam dengan
baik, kelak kita tidak perlu bersusah payah mengarahkan untuk membaca.
Nah, bagaimana kita menanamkan kebiasaan membaca.
Jurus ke-1. Sediakan buku.
Bagaimana
mungkin mau membaca jika tidak ada buku? Ini tentu langkah mutlak.
Sesedikit apapun, kita harus memiliki buku sehingga anak-anak terbiasa
dengah kehadiran buku di sekitarnya. Buku bisa didapat dari mana saja.
Menyewa di penyewaan buku, beli baru maupun bekas dipasar buku,
meminjam ke perpustakaan pemerintah, atau tukar pinjam dengan teman.
Sebisa mungkin sediakan buku di mana pun berada. Tentu buku yang sesuai.
Misalnya di dapur kita bisa menyediakan buku-buku resep masakan atau
minuman, kesehatan , dan gizi. Di kamar si anak sediakan buku-buku
ilmu pengetahuan maupun fiksi. Dan lain sebagainya.
Jurus ke-2. Biasakan membaca di depan anak.
Secara
demonstratif, sering-seringlah membaca di hadapan anak. Ini penting
untuk mulai membiasakan anak melihat orang membaca. Kehadiran seorang
pembaca di hadapannya secara perlahan akan menerbitkan rasa ingin tahu
tentang aktifitas membaca. Cepat atau lambat, ia akan meniru. Tentu
setelah tersedia buku yang sesuai dengan usia si anak. Tetapi inti dari
semuanya adalah jangan menyuruh anak membaca kalau kita sendiri tidak
pernah membaca.
Jurus ke-3. Membacakan buku.
Dongeng
sebelum tidur adalah metode klasik mencerdaskan daya pikir dan
imaginasi anak-anak. Tidak semua orang bisa mendongeng. Jalan keluarnya
adalah bacakan buku sebagai pengantar tidur si anak. Setelah beberapa
kali orangtua membacakan buku, ketika si anak sudah mulai bisa
membaca, ajaklah si anak untuk ikut membaca atau buatlah sebuah
permainan yang aturannya adalah saling membacakan buku sehingga
kebiasaan membaca ini tidak menjadi searah dari orangtua saja. Melainkan
si anak juga terlibat aktif membacakan buku untuk orangtuanya. Setelah
dia membaca, berikan pujian yang wajar untuk memotivasi si anak membaca
pada waktu-waktu berikutnya.
Jurus ke-4. Kurangi kebiasaan menonton TV.
Kualitas
tontonan TV saat ini benar-benar telah merosot. Jika filmnya bagus,
iklan yang menyelip di antara film-film tersebut bisa lebih buruk.
Selain itu, konon pergerakan tv dan film ke iklan berakibat mengurangi
kemampuan konsentrasi si anak. Bayangkan, lagi asyik-asyiknya si anak
berkonsentrasi, tiba-tiba menyelip iklan. Kalau filmnya menarik, selipan
iklannya tentu makin banyak. Jadi, batasi menonton TV sekarang juga!!
Sediakan buku-buku menarik dan ajaklah si anak membaca bersama. Jika
perlu, buatlah game yang mengacu dari buku-buku yang ada. Misalnya ada
buku tentang burung, buatlah game menggambar burung dan menceritakan
tentang seluk beluk burungnya. Intinya, orangtua jaman sekarang harus
kreatif. Nggak cuma menyuruh-nyuruh si anak membaca.
Jurus ke-5. Libatkan si anak dalam memilih buku.
Dalam
memilih buku, seringkali orangtua merasa lebih tahu dari si anak.
Keangkuhan sudah harus dikikis. Hargai pendapat si anak dengan cara
melibatkannya dalam kegiatan pemilihan buku yang akan dibeli. Selain
itu, ini akan merekatkan hubungan orangtua dengan anak dan orangtua akan
lebih mudah mengawasi kualitas bacaan si anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar